Hari ini aku memimpikan sebuah sekolah, tempatnya tidak lebih bagus dari warung makan pinggir jalan atau lapak pedagang kaki lima yang jika trantib datang penjualnya langsung berlari dengan kaki limanya.
Yang luar biasa dari sekolah itu adalah semangat anak-anaknya yang tak habis, tak berhenti membaca dan selalu mengembangkan senyum yang paling merekah yang mereka punya.
Di mimpi itu aku datang sebagai tamu (mungkin), bukan tamu agung, atau malah tidak bisa disebut tamu karena aku hanya hadir, diam dan melihat. Tidak berbincang atau memberikan sepatah dua patah kata pun. Benar-benar hanya hadir, diam dan melihat. Tapi itu membuatku bahagia dan bangga serta ada suatu perasaan yang entahlah aku bingung menyebutnya, mungkin perasaan seperti "berada dirumah sendiri"
Aku melihat ruang-ruang kelas. Iya, seperti ruang-ruang kelas yang ternyata ketika aku memicingkan mata untuk melihat lebih jelas, itu hanyalah ruang bersekat sehingga tampak seperti ruangan banyak sekali. Ah mimpi apa ini, tampak sangat nyata.
Aku melihat anak-anak berlarian sembari menggiring bola dipadang rumput yang luas, bebasnya. Tapi ketika aku lihat lebih dalam, lapangan itu mengecil, menyempit dan disisi-sisinya ada kambing berlarian. Oh rupanya lapangan rumput kecil tempat ternak mencari makan.
Ketika aku ingin ikut mengejar mereka, tetiba saja aku terbangun lalu, diam. Lalu mendapati keadaan dimana mimpi dan terjaga seperti bergantian masuk kedalam pikiran, sakit kepala, ah!
Subuh yang kudus, adzan berkumandang syahdu tapi tidak dekat tempat aku tertidur.
Mimpi yang indah atau entahlah, pertanda apa ini?
No comments:
Post a Comment